Selasa, 07 April 2015

KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR

BAB I
PENDAHULUAN
  1. A.    Latar Belakang
Pendidik merupakan seseorang yang penting dalam rangka berlangsungnya suatu pendidikan. Guru sebagai seorang pendidik hendaknya memiliki delapan keterampilan dasar mengajar, yaitu keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan menjelaskan, keterampilan bertanya, keterampilan mengadakan variasi, keterampilan memberi penguatan, keterampilan membimbing diskusi, keterampilan mengelola kelas,dan terakhir  keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.
Di dalam makalah ini kami akan membahas keterampilan dasar mengajar menjelaskan. Bagaimana seorang pendidik mempunyai keterampilan dasar dalam mengajar salah satunya yaitu, membuka dan menutup pelajaran. Membuka dan menutup pelajaran merupakan salah satu aspek yang sangat penting dari kegiatan guru. Interaksi di dalam kelas cenderung dipenuhi oleh kegiatan pembicaraan oleh karena itu perlu adanya pembukaan dan penutup pelajaran.
Selain membuka dan menutup pelajaran makalah ini juga membahas tentang  keterampilan guru membimbing dikusi kelompok kecil dan mengelola kelas. Dalam kegiatan belajar-mengajar, Menjelaskan merupakan tindakan yang banyak dilakukan, terutama oleh guru. Apabila seorang guru menjelaskan, artinya guru tersebut memberikan informasi sedemikian rupa sehingga siswa benar-benar mengerti dan memahami apa yang di informasikan oleh guru.
Keterampilan menjelaskan sangat penting bagi guru karena sebagian besar percakapan guru yang mempunyai pengaruh terhadap pemahaman siswa adalah berupa penjelasan. Penguasaan keterampilan menjelaskan yang didemonstrasikan guru akan memungkinkan siswa memiliki pemahaman yang mantap.


  1. B.     Rumusan Masalah
  2. Apa yang dimaksud dengan ketrampilan dasar mengajar ?
  3. Apa pengertian dan komponen dari keterampilan membuka dan menutup pelajaran?
  4. Apa pengertian dan komponen dari keterampilan mengelola kelas?
  5. Apa pengertian dan komponen dari keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil?
  6. Apa pengertian dan komponen dari keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan?

  1. C.    Tujuan
  2. Mengetahui pengertian dari pengertian keterampilan dasar mengajar.
  3. Menjelaskan pengertian dan komponen yang dibutuhkan dalam ketrampilan guru dalam membuka dan menutup pelajaran.
  4. Menjelaskan pengertian dan komponen yang dibutuhkan dalam ketrampilan guru dalam mengelola kelas.
  5. Memaparkan pengertian dan komponen dalam penerapan ketrampilan membimbing diskusi kelompok kecil oleh guru.
  6. Menjabarkan pengertian dan komponen yang dibutuhkan oleh guru dalam menerapkan ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan.








BAB II
PEMBAHASAN

  1. A.    Pengertian Ketrampilan Dasar Mengajar
Keterampilan Dasar Mengajar merupakan keterampilan dasar mengajar yang perlu dimiliki oleh guru dari semua bidang studi. Jika dipertimbangkan bahwa bidang-bidang studi yang bermacam-macam mempunyai ciri-ciri pengajaran yang khas,keterampilan mengajar untuk bidang-bidang studi khusus perlu dikembangkan.Perkembangan dunia pendidikan menggunakan media dan teknologi saat ini menyebabkan kekhasan ciri pengajaran dari masing-masing studi makin tampak, dan perbedaannya dengan pengajaran bidang studi lain makin nyata.
Dalam kegiatan mengajar, begitu banyak hal yang harus diperhitungkan oleh guru misalnya:
•Keadaan siswa
•Tujuan yang akan dicapai
•Sifat materi yang akan menjadi bahan ajar.
•Keadaan sarana

Mengajar termasuk kegiatan yang kompleks.
1.Melibatkan kemampuan guru/mahasiswa calon guru untuk menguasaimateri.
2.Teknik pengelolaan PBM.
3.Pengelolaan waktu.
4.Pengendalian disiplin
5.Pelayanan terhadap perbedaan kemampuan siswa.
6.Sikap terhadap profesi.
7.Sikap terhadap siswa



B.  Ketrampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
1.   Membuka Pelajaran
Membuka pelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan pelajaran untuk menciptakan pra kondisi bagi siswa agar mental maupun perhatian terpusat pada pengalaman belajar yang disajikan sehingga akan mudah mencapai kompetensi yang dihaparkan. Dengan kata lain, membuka pelajaran itu adalah mempersiapkan mental dan perhatian siswa agar siswa terpusat pada hal-hal yang akan dipelajarai.
Secara khusus tujuan membuka pelajaran adalah:
a)      Menarik perhatian siswa, yang dapat dilakukan dengan:
  • Meyakinkan siswa bahwa materi atau penglaman belajar yang akan dilakukan berguna untuk dirinya.
  • Melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi siswa misalnya dengan menggunakan alat bantu.
  • Melakukan interaksi yang menyenangkan
b)      Menumbuhkan motivasi belajar siswa, yang dapat dilakukan dengan;
  • Membangun suasana akrab sehingga siswa merasa dekat, misalnya menyapa dan berkomunikasi secara kekeluargaan
  • Menimbulkan ras ingin tahu, misalnya mengajak siswa untuk mempelajari suatu kasus yang sedang hangat dibicarakan.
  • Mengkaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan kebutuhan siswa.
c)      Memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan, yang dapat dilakukan dengan :
  • Mengemukakan tujuan yang akan dicapapi serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan.
  • Menjelaskan langkah-langkah atau tahapan pembelajaran, sehingga siswa memahami apa yang harus dilakukan.
  • Menjelaskan target atau kemampuan yang harus dimiliki setelah pembelajaran berlangsung.
2.   Menutup Pelajaran
Menutup pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui  tingkat keberhasilan siswa, serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran.
Menutup pelajaran dapat dilakukan dengan cara:
a. Merangkum atau membuat garis-garis besar persoalan  yang baru dibahas, sehingga siswa memperoleh gambaran yang menyeluruh dan jelas tentang pokok-pokok persoalan.
b. Mengonsolidasikan perhatian terhadap hal-hal pokok agar informasi yang telah diterima dapat membangkitkan minat untuk mempelajari lebih lanjut.
c. Mengorganisasikan kegiatan yang telah dilakukan untuk membentuk pemahaman baru tentang materi yang telah dipelajarinya.
d. Memberikan tindak lanjut serta saran-saran untuk memperluas wawasan yang berhubungan dengan materi pelajaran yang telah dibahas.
Tujuan membuka dan menutup pelajaran
  • Menimbulkan perhatian dan motivasi siswa terhadap tugas-tugas yang akan dihadapi
  • Memungkinkan siswa mengetahui batas-batas tugasnya yag akan dikerjakan
  • Siswa dapat mengetahui pendekatan-pendekatan yang akan digunakan dalam mempelajari bagian-bagian pelajaran.
  • Memungkinkan siswa mengetahui hubungan antara pengalaman-pengalaman yang dikuasai dengan hal-hal baru yang akan dipelajari.
  • Memberikan kemungkinan kepada siswa untuk menggabungkan fakta-fakta, ketrampilan-ketrampilan, konsep-konsep yang tercakup dalam suatu peristiwa.
  • Memungkinkan siswa dapat mengatahui tingkat keberhasilannya dalam pelajaran.

Prinsip-prinsip Penggunaan Ketrampilan Membuka dan Menutup Pelajaran
Dalam ketrampilan membuka dan menutup pelajaran ada beberapa prinsip yang perlu dipertimbangkan oleh guru, yaitu:
a. Kebermaknaan
Dalam usaha menarik perhatian siswa atau memotivasi siswa, guru harus memilih cara yang relevan dengan isi dan tujuan pelajaran.
b. Berurutan dan Berkesinambungan
Aktivitas yang ditempuh guru dalam mengenalkan dan merangkum kembali pokok-pokok penting pelajaran hendaknya merupakan bagian yang utuh (merupakan suatu kebulatan). Kaitan antara bagian satu dengan yang lain atau dengan pengalaman siswa harus jelas.
C.  Ketrampilan Mengelola Kelas
Ketrampilan mengelola kelas merupakan ketrampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikan ke kondisi yang optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan remedial.
Penggunaan komponen dalam kelas mempunyai beberapa tujuan, yang antara lain adalah:
  • Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya.
  • Membantu siswa untuk mengerti tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas, dan memahami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan, dan bukan kemarahan
  • Menimbulkan rasa kewajiban melibatkan siri dalam tugas serta bertingkah laku yang sesuai dengan aktivitas kelas.
  • Ketrampilan yang berkaitan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimal.
Prinsip Penggunaan
Beberapa prinsip yang diperhatikandalam melaksanakan komponen ketrampilan mengelola kelas adalah:
a)   Kehangatan dan keantusiasan.
b)   Penggunaan bahan-bahan yang menantang akan meningkatkan gairah belajar siswa.
c)   Perlu dipertimbangkan penggunaan variasi media, gaya mengajar, dan pola interaksi.
d)     Diperlukan keluwesan tingkah laku guru dalam mengubah strategi mengajarnya untuk mencegah gangguan-gangguan yang timbul.
e)      Penekanan hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan perhatian siswa pada hal-hal negatif.
f)       Mendorong siswa untuk mengembangkan disiplin diri sendiri dengan cara memberi contoh dalam perbuatan guru sehari-hari.
Komponen Ketrampilan
1)      Ketrampilan yang berkaitan dengan penciptaan dan pemeliharaan kondisi belajar yang optimal
  • Menunjukkan sikap tanggap: Melalui perbuatan sikap tanggap ini siswa merasakan bahwa “guru hadir bersama dengan mereka” dan “ tahu apa yang mereka perbuat”. Kesan ini dapat ditunjukkan dengan cara memandang kelas secara seksama, gerak mendekati, memberikan pernyataan, dan memberikan reaksi terhadap gangguan serta kekacauan.
  • Membagi perhatian: Pengelola kelas yang efektif ditandai dengan pembagian perhatian yang efektif pula. Perbuatan membagi perhatian dapat dikerjakan secara visual dan verbal.
  • Memusatkan perhatian kelompok: Perbuatan ini penting untuk mempertahankan perhatian siswa dari waktu ke waktu dan dapat dilaksanakan dengan cara menyagakan siswa, menuntut tanggungjawab siswa.
  • Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas.
  • Menegur: Teguran verbal yang efektif harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: (1) tegas, jelas tertuju kepada siswa yang mengganggu dan tingkah laku yang harus dihentikan; (2) menghindari peringatan yang kasar atau yang mengandung menghinaan; (3) menghindari ocehan yang berkepanjangan.
  • Memberi penguatan: pe,berian penguatan dapat dilakuakn kepada siswa yang suka mengganggu jika pada duatu saat dia “tertangkap” melakukan perbuatan yang positif. Dapat pula kepada siswa yang bertingkah laku wajar sebagai contoh.
2)      Ketrampilan yang berkaitan dengan pengambilan kondisi belajar yang optimal.
Ketrampilan ini berkaitan dengan respon guru terhadap ganguan siswa yang berkelanjutan dengan maksud agar guru dapat mengadakan tindakan remedial untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal. Beberapa strategi yang dapat digunakan oleh guru adalah:
  • Memodifikasi tingkah laku. Beberapa langkah yang dipergunakan untuk mengorganisasi tingkah laku ialah: (1) merinci tingkah laku yang menimbulkan gangguan, (2) memilih norma yang realistis untuk tingkah laku yang menjadi tujuan dalam srpogram remedial, (3) nekerja sama dengan rekan atau konselor, (4) memilih tingkah laku yang akan diperbaiki, dan (5) memvariasikan pola penguatan yang tersedia misalnya dengan cara meningkatkan tingkah laku yang diinginkan, mengajarkan tingkah laku baru, mengurangi dan menghilangkan tingkah laku yangtidak diinginkan dengan teknik tertentu, misalnya penghapusan penguatan, membri hukuman, membatalkan kesempatan, dan mengurangi hak.
  • Pengelolaan kelompok: pendekatan pemecahan masalah kelompok dapat dikerjakan oleh guru sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi masalah-masalah pengelolaan kelas. Ketrampilan yang diperlukan antara lain: (1) memperlancar tugas, (2) memelihara kegiatan kelompok.
  • Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan masalah: Seperangkat tingkah laku yang dikerjakan, menurut shall, adalah: (1) pengabaian yang direncanakan, (2) campur tangan dengan isyarat. (3) mengawasi dari dekat, (4) menguasai perasaan yang mendasari terjadinya suatu perbuatan yang negatif, (5) mengungkapkan perasaan siswa, (6) memindahkan masalah yang bersifat mengganggu, (7) menyusun kembali rencana belajar, (8) menghilangkan ketegangan dengan humor, (9) memindahkan penyebab gangguan, (10) pengekangan fisik, (11) pengasingan.
D.  Ketrampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil
Diskusi kelompok kecil adalah suatu proses yang teratur dalam melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi  tatap muka kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah.
Penggunaan dalam kelas
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru agar diskusi dapat berjalan baik adalah:
a)      Diskusi hendaknya berlangsung dalam iklim yang bebas dan penuh dengan keterbukaan, kehangatan hubungan antar pribadi, keasntusiasan berpartisipasi, kesediaan menerima dan menghargai pendapat orang lain.
b)      Perencanaan yang matang akan mempertinggi efektivitas diskusi, perencanaan meliputi:
  • Pemilihan topik atau masalah.
  • Perencanaan dan penyiapan bahan-bahan pengait.
  • Penyiapan diri sebaik-baiknya sebagai pimpinan diskusi.
  • Penetapan besarnya kelompok.
  • Pengaturan tempat duduk yang menyenangkan.
Komponen Ketrampilan
a)      Pemusatan Perhatian
Selama diskusi berlangsung, guru harus dapat memusatkan perhatian siswa. Pemusatan perhatian dapat dilakukan dengan cara:
  • Merumuskan tujuan atau topik diskusi.
  • Menyatakan masalah-masalah yang spesifik dan menegaskan kembali bila terjadi penyimpangan.
  • Menandai dengan cermat pembicaraan yang tidak relevam yang akan menyimpang dari tujuan diskusi.
  • Membuat rangkuman sementara atau tradisional sebelum melanjutkan kepada masalah berikutnya.
b)      Memperlancar permasalahan
Permasalahan dapat diperjelas dengan cara:
  • Memparaprase atau merangkum ide-ide siswa.
  • Melacak komentar siswa.
  • Menguraikan dan memperluas pandangan siswa dengan cara memberikan informasi tambahan.
c)      Menganalisis pandangan siswa.
Analisis pandangan siswa berkaitan erat dengan usaha guru memperjelas oermasakahan. Maksudnya agar kelompok tetap berada dalam suasana partisipasi dan konstruktif.
d)     Meningkatkan urunan pikiran siswa.
Kemampuan guru dalam meningkatkan urunan pendaoat siswa sangat penting dalam usaha mengembangkan kemampuan siswa berfikir kritis. Beberapa cara yang dapat dikerjakan oleh guru adalah:
  • Mengajukan pertanyaan kunci yang menantang siswa.
  • Memberikan contoh-contoh verbal maupun non-verbal.
  • Menghangatkan dan memancing suasana dengan mengajukan pertanyaan yang mengundang perbedaan pendapat.
  • Memberikan dukungan terhadap urunan pendapat siswa.
e)      Menyebarkan kesempatan berpartisipasi.
Partisipasi semua anggota kelompok sangat penting. Untuk itu diperlukan kemampuan guru meningkatkannya. Beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh guru antara lain:
  • Memberikan pertanyaan langsung kepada siswa yang kurang berpartisipasi.
  • Mencegah kegaduhan, menghindarkan pembicaraan serentak.
  • Mmemncegah secara bijaksana siswa yang suka memonopoli pembicaraan.
  • Mendorong siswa untuk memberi komentar terhadap pendapat teman.
f)       Menutup diskusi.
Ketrampilan menutup diskusi dapat diidentifikasikan sebagai:
  • Membuat rangkuman sevara jelas dan singkat tentang butir-butir yang penting.
  • Memberitahukan langkah tindak lanjut hasil diskusi.
  • Mengajak siswa menilai hasil dan proses diskusi.





E.  Ketrampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan
Mengajar kelompok kecil dan perorangan diiartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks belajar-mengajar yang hanya melayani 3-8 siswa untuk kelompok kecil, dan hanya seorang untuk perorangan. Pada dasarnya bentuk pengajaran ini dapat dikerjakan dengan membagi kelas dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil.
Komponen ketrampilan
Ada empat komponen yang perlu dikuasai guru untuk pengajaran kelompok kecil dan perorangan, yakni:
a)   Ketrampilan yang penting dalam pengajran kelompok kecil dan prorangan adalah terjadinya hubungan yang akrab antara guru dan siswa. Suasana ini dapat diciptakan dengan cara:
  • Menunjukkan kehangatan dan kepakaan terhadap kebutuhan siswa.
  • Memberikan respons positif terhadap pikiran siswa.
  • Membangun hubungan saling mempercayai.
  • Menunjukkan kesiapan untuk membantu siswa tanpa kecenderungan mengambil alih atau mendominasi tugas siswa.
  • Mendengarkan secara simpati.
  • Menerima perasaan siswa dengan penuh pengertian dan keterbukaan.
  • Berusaha mengendalikan situasi sehingga siswa merasa aman, merasa dibantu, serta merasa menemukan allernatif pemecahan masalah yang dihadapi.
b)   Ketrampilan mengorganisasi
Ketrampilan yang diperlukan dalam peran guru sebagai organisator selama pelajaran berlangsung adalah:
  • Memberikan orientasi umum tentang tujuan, tugas, atau masalah yang akan dipecahkan secara jelas.
  • Memvariasai kegiatan yang mencakup penetapan ruangan kerja, peralatan, cara kerja, aturan, dan waktu.
  • Membentuk kelompok yang tepat pada berbagai tugas dan kebutuhan siswa.
  • Mengkoordinasikan kegiatan dengan cara melihat kemajuan serta penggunaan materi dan sumber sehingga dapat memberikan bantuan dengan tepat.
  • Membagi-bagi perhatian kepada berbagai tugas dan kebutuhan siswa sehingga guru siap dengan membantu siapa saja yang memerlukannya.
  • Mengakhiri kegiatan dengan suatu kulminasi yang dapat berupa laporan hasil dan kesimpulan dari kegiatan.
c)   Ketrampilan membimbing dan memudahkan belajar
Ketrampilan ini diperlukan untuk membantu siswa maju tanpa mengalami frustasi. Adapun beberapa ketrampilan yang menunjang adalah:
  • Memberikan penguatan.
  • Mengembangkan supervisi proses awal, yang dikerjakan dengan tujuan melihat bantuan bila diperlukan, dan sebagainya.
  • Mengadakan supervisi proses lanjut, dikerjakan setelag kegiatan  berjalan lama, dan sifatnya selektif. Interaksi yang muncul dapat berupa memberikan bimbingan tambahan. Melibatkan diri sebagai peserta untuk memotivasi siswa, memimpin diskusi, dan sebagai katalisator.
  • Mengadakan supervisi pemaduan, dikerjakan untuk mengetahui dan menilai sejauh mana tujuan teah dapat dicapai dalam rangka menyiapkan pelaksanaan rangkuman, dan pemantapan. Pada akhirnya siswa dapat saling belajar serta memperoleh wawasan yang menyeluruh tentang kegiatan tersebut.


BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Keterampilan dasar mengajar merupakan keterampilan dasar mengajar yangperlu dimiliki oleh guru dari semua bidang studi. Jika dipertimbangkan bahwa bidang-bidang studi yang bermacam-macam mempunyai ciri-ciri pengajaran yang khas,keterampilan mengajar untuk bidang-bidang studi khusus perlu dikembangkan.Keterampilan dasar mengajar tersebut meliputi :
1.Keterampilan membuka dan menutup pembelajaran
2.Keterampilan mengelola kelas
3.Keterampilan menjelaskan
4.Keterampilan bertanya
5.Keterampilan memberikan penguat
6.Keterampilan mengadakan variasi
7.Keterampilan mengajar kelompok atau perorangan
8.Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Keterampilan mengajar bagi seorang guru adalah sangat penting kalau ia inginmenjadi seorang guru yang profesional, jadi disamping dia harus menguasai sumbstansibidang studi yang diampu, keterampilan dasar mengajar juga merupakan keterampilanpenunjang untuk keberhasilan dia dalam proses belajar mengajar







DAFTAR RUJUKAN

Hasibuan dan Moedjiono. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandug: Remaja            rodaskarya.
Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dan Implementasinya. Jakarta: Prenada Media
 Sumber: lenylukitasari.wordpress.com

KETERAMPILAN MEMBIMBING DISKUSI KELOMPOK KECIL

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun masyarakat, setiap orang dihadapkan kepada masalah-masalah yang menuntut adanya pengambilan keputusan. Suatu ketika setiap orang tentu akan mengetahui bahwa ada begitu banyak persoalan dalam lingkungan sosialnya yang tidak dapat diselesaikan secara individu. Oleh karena itu dibutuhkan penilaian dan dialog dari pribadi-pribadi lainnya berkaitan dengan persoalan yang dihadapinya. Proses pemecahan masalah itulah yang kita kenal dengan diskusi.
Suatu proses pembelajaran mempunyai banyak tujuan yang ingin dicapai.Tujuan tersebut tidak terbatas pada pengetahuan saja, melainkan juga pembentukan keterampiIan dan sikap. Oleh sebab itu proses pembelajaran  menuntut adanya model pembelajaran yang dapat melibatkan potensi peserta didik secara optimal, yaitu suatu model pembelajaran yang menekankan penggunaan metode diskusi kelompak dalarn pelaksanaanya. Kegiatan diskusi  memungkinkan peserta didik untuk menguasai konsep-konsep materi untuk memecahkan suatu masalah melalui proses berpikir kritis, percaya diri, berani berpendapat secara kritis dan positif serta mampu berinteraksi dengan teman dan lingkungan sosialnya.
Seorang guru yang memiliki fungsi sebagai fasilitator, motivator serta evaluator dituntut berbagai keterampilan-keterampilan dasar dalam mengajar. Salah satunya adalah keterampilan untuk memimpin diskusi kelompok kecil. Hal ini sangat penting sebab  menurut Mulyasa dalam Suwarna (2006:80) ”keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil bertujuan  sebagai berikut:
1.        Siswa dapat saling member informasi atau pengalaman dalam menjelajahi gagasan baru atau masalah yang harus dipecahkan oleh mereka.
2.        Siswa dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk berpikir dan komunikasi.
3.        Siswa terlibat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan
4.        Diskusi punya peran khusus dalam pencapaian tujuan pendidikan yang bersifat pendudukan sikap, nilai, kebiasaan dan keterampilan.
B.       Rumusan Masalah
Makalah ini membahas mengenai beberapa masalah seputar inovasi pendidikan, yaitu:
1.        Apa definisi dari diskusi kelompok kecil?
2.        Apa tujuan dan manfaat dari diskusi?
3.        Apa saja tahap-tahap kegiatan diskusi?
4.        Apa keunggulan dari diskusi kelompok kecil?
5.        Apa kelemahan dari diskusi kelompok kecil?
C.      Tujuan Penulisan
1.        Menjelaskan definisi  diskusi kelompok kecil.
2.        Menjelasakn tujuan dan manfaat diskusi.
3.        Menjelaskan tahap-tahap legiatan diskusi.
4.        Menjelaskan keunggulan diskusi kelompok kecil.
5.        Menjelaskan kelemahan diskusi kelompok kecil.



BAB II
PEMBAHASAN

A.      Definisi Diskusi Kelompok Kecil
Menurut Mulyasa dalam Suwarna (2006:79), “diskusi kelompok adalah suatu proses percakapan yang teratur, yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang bebas dan terbuka, dengan tujuan berbagi informasi/pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan suatu masalah”.
Diskusi kelompok merupakan strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui satu proses yang memberi kesempatan untuk berfikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Dengan demikian diskusi kelompok dapat meningkatkan kreativitas siswa, serta membina kemampuan berkomunikasi termasuk di dalamnya ketrampilan berbahasa.
Diskusi kelompok kecil mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1.        Melibatkan kelompok orang yang anggotanya antara 3-9 orang (idealnya 5-9 orang).
2.        Berlangsung dalam interaksi secara bebas (tidak ada tekanan dan paksaan ) dan langsung, artinya semua anggota kelompok mendapat kesempatan untuk saling beradu pandang dan saling mendengarkan serta saling berkomunikasi dengan yang lain.
3.        Mempunyai tujuan tertentu yang akan dicapai dengan kerjasama antar anggota kelompok.
4.        Berlangsung menurut proses yang teratur dan sistematis, menuju suatu kesimpulan.
Dengan memperhatikan keempat karakteristik tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan diskusi kelompok adalah suatu proses pembicaraan yang teratur  yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan tujuan untuk mengambil keputussan atau memecahakan suatu persoalan atau masalah.
Diskusi dalam kegiatan pembelajaran tidak jauh berbeda dengan karakteristik diskusi pada umumnya, seperti yang sudah diuraikan sebelumnya. Siswa dibagi kedalam kelompok-kelompok kecil, ada pimpinan diskusi seperti guru atau salah seorang teman dari siswa dalam kelompok tersebut. Setiap siswa dalam anggota kelompok masing-masing bebas tanpa ada tekanan dari pihak manapun untuk urun rembung, menyumbang pendapat, saran, berbagi pengalaman, untuk menghasilkan kesimpulan bersama atau terpecahkannya masalah yang didiskusikan.
Membimbing kegiatan diskusi dalam pembelajaran merupakan salah satu keterampilan mengajar yang harus dikuasai oleh guru, karena melalui diskusi siswa didorong untuk belajara secara aktif, belajar mengemukakan pendapat, berinteraksi, saling menghargai, dan berlatih bersikap positif. Melalui diskusi peran guru yang dikesankan terlalu mendominasi pembicaraan dengan sendirinya akan hilang. Dengan diskusi siswa dan guru sama-sama aktif, bahkan melalui diskusi dapat memfasilitasi terjadinya proses pembelajaran aktif.
Hasil pembelajaran yang diharapkan dapat dicapai melalui kegiatan diskusi terutama setiap individu dapat membandingkan persepsinya yang mungkin berbeda dengan temannya yang lain, membandingkan interpretasi maupun informasi yang diperoleh. Dengan demikian melalui kegiatan diskusi yang dikembanghkan dalam pembelajaran setiap individu siswa dapat saling melengkapi, memperbaiki, sehingga kekurangan-kekurangan dapat dipecahkan.
B.       Tujuan dan Manfaat Diskusi
Kegiatan diskusi dalam pembelajaran dilakukan untuk memberi kesempatan kepada siswa membahas suatu permasalahan atau topik dengan cara setiap siswa menagjukan pendapat, saling tukar pemikiran untuk diperoleh kesimpulan bersama dari diskusi yang dilakukannya. Adapun tujuan dan manfaat kegiatan diskusi anatara lain :
1.        Memupuk sikap toleransi; yaitu setiap siswa saling menghargai terhadap pendapat yang dikemukakan oleh setiap peserta didik.
2.        Memupuk kehidupan demokrasi; yaitu setiap siswa secara bebas dan bertanggung jawab terbiasa mengemukakan pendapat, bertukar fikiran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
3.        Memndorong pembelajaran secara aktif; yaitu siswa dalam membahas suatu topik pembelajaran tidak selalu menerima dari guru, akan tetapi melalui kerjasama dalam kelompok diskusi siswa belajar mengembangkan kemmapuan berfikirnya.
4.        Menumbuhkan rasa percaya diri; yaitu dengan kebiasaan untuk beragumentasi yang dilakukan antar sesama teman dalam kelompok diskusi, akan mendorong keberanian dan rasa percaya diri mengajukan pendapat maupun mencari solusi pemecahan.

C.      Tahap-Tahap Kegiatan diskusi
Diskusi dalam pembelajaran termasuk kedalam salah satu jenis metode pwmbelajaran. Setiap metode pembelajaran termasuk diskusi diarahkan untuk terjadinya proses pembelajaran secara aktif dan efektif dalam rangka mencapai tujuan (kompetensi) pembelajaran. Oleh karena itu agar kegiatan diskusi dapat berjalan dengan lancar, maka dalam pelaksanaannya harus memperhatikan beberapa keterampilan dasar sebagai berikut:
1.        Memusatkan perhatian
Selama kegiatan diskusi berlangsung guru senantiasa harus berusaha memusatkan perhatian dan aktivitas pembelajaran siswa pada topik atau permasalahan yang didiskusikan. Dengan demikian apabila terjadi pembicaraan yang menyimpang dari sasaran diskusi, maka pada saat itu pula pimpinan diskusi harus segera meluruskan dan mengingatkan peserta diskusi tentang topik dan sasaran dari diskusi yang sedang dilakukan.
Diskusi sebagai bagian dari aktivitas pembelajaran harus berjalan secara efektif dan efisisen. Salah satu  aspek untuk menunjang efektifitas diskusi yaitu apabila kegiatan diskusi tidak terjadi pembicaraan yang menyimpang. Semua pembicaraan harus terfokus pada permasalahan yang sedang dibahas. Oleh karena itu sebelum dan selama proses diskusi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a.         Merumuskan tujuan diskusi; yaitu rumusan tujuan atau kompetensi secara jelas dan terukur yang harus dimiliki atau dicapai oleh siswa dari kegiatan diskusi yang akan dilakukan.
b.        Menetapkan topik atau permasalahan; topik yang didiskusikan diusahakan harus menarik minat, menantang dan memerhatikan tingkat perkembangan siswa. Topik masih bisa dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan. Melalui topik yang dirumuskan tersebut dapat mendorong dan menggugah rasa ingin tahu siswa, sehingga siswa akan secara aktif mencari informasi, belajar, dan memecahkannya.
c.         Mengidentifikasi arah pembicaraan yang tidak relevan dan menyimpang dari arah diskusi. Hasil dari identifikasi dapat dijadikan masukan bagi pimpinan diskusi untuk meluruskan pembicaraan, pertanyaan, atau komentar lainnya, sehingga kegiatan diskusi senantiasa terjaga dan terfokus pada masalah diskusi.
d.        Merangkum hasil diskusi; rangkuman ini tidak hanya dilakukan pada ahir diskusi, tapi selama proses berlangsung hasil pembicaraan yang inti segera dirangkum, sehingga pada ahir diskusi akan dapat menyimpulkannya secara lengkap dan akurat.

2.        Memperjelas masalah atau urunan pendapat
Pada saat diskusi berjalan, kadang-kadang pertanyaan, komentar, pendapat, atau gagasan yang disampaikan peserta diskusi ada kalanya kurang jelas, sehingga jelas mengaburkan pada topik pembahasan kadang-kadang juga menimbulkan ketegangan atau permasalahan baru dalam diskusi. Kejadian ini jangan dibiarkan semakin berkembang, karena akan mengganggu proses dan hasil diskusi itu sendiri.
Oleh karena itu guru atau pimpinan diskusi, harus segera memperjelas terhadap pendapat atau pembicaraan peserta diskusi yang kurang jelas ditangkap oleh peserta diskusi lainnya. Dengan demikian melalui upaya guru atau pimpinan diskusi urun rembug memberikan penjelasan yang diperlukan, maka setiap peserta diskusi akan memiliki persepsi yang sama terhadap ide yang disampaikan oleh anggota kelompok diskusi.
Untuk memperjelas setiap pembicaraan dari peserta diskusi, pimpinan diskusi atau guru dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:
a.         Menguraikan kembali pendapat atau ide yang kurang jelas, sehingga menjadi jelas dipahami oleh seluruh peserta didik.
b.        Mengajukan pertanyaan pelacak untuk meminta komentas siswa untuk lebih memperjelas ide atau pendapat yang disampaikannya.
c.         Memberikan informasi tambahan berkenaan dengan pendapat atau ide yang disampaikannya, seperti melalui ilustrasi atau contoh, sehingga dapat lebih memperjelas terhadap ide yang disampaikan itu.

3.        Menganilisis pandangan siswa
Perbedaan pendapat dalam diskusi adalah sesuatu yang wajar dan sangat mungkin terjadi. Namun yang harus diperhatikan oleh guru atau pimpinan diskusi adalah bagaimana agar perbedaan tersebut menjadi pendorong dan membimbimng setiap anggota kelompok untuk berpartisipasi secara aktif dan konstruktif terpecahkannya masalah yang didiskusikan.
Disinilah pentingnya melakukan analisis terhadap pandangan yang berbeda yang dimunculkan oleh setiap peserta diskusi. Analisis terutama ditujukan untuk meminta klasifikasi atau alasan yang dijadikan dasar pemikiran terhadap pendapat dari masing-masing anggota kelompok diskusi. Dengan demikian semua peserta diskusi akan memahami dan menghargai terhadap perbedaan pendapat yang dikemukakannya.
Setelah diperoleh informasi alasan-alasan dari masing-masing anggota berkenaan dengan pendapat yang berbeda-beda itu, maka selanjutnya pimpinan diskusi dapat menindaklanjutinya dengan mencapai kesepakatan terhadap hal-hal mana saja yang disepakati bersama, sehingga dari diskusi tersebut membuahkan kesimpulan bersama.
4.        Meningkatkan urunan siswa
Diskusi dalam pembelajaran antara lain adalah untuk melatih kemampuan berfikir siswa, yaitu melalui menyampaikan ide, pendapat, komentar, kritik, dan lain sebagainya. Agar sasaran dari diskusi dapat tercapai yaitu dalam rangja mengembangkan kemmapuan berfikir siswa secara opyimal, maka guru atau pimpinan diskusi harus mendorong setiap anggota diskusi untuk berpikir dan menyampaikan buah fikirannya dalm forum diskusi tersebut.
Untuk memfasilitasi keaktifam siswa ikut serta urun rembug dalam kegiatandiskusi yang dilakukan, ada beberapa aspek yang ditempuh oleh guru atau pimpinan diskusi, antara lain:
a.         Mengajukan pertanyaan kunci yang menantang siswa untuk berpendapat atau mengajukan gagasannya.
b.        Memberikan contoh atau ilustrasi baik bersifat verbal atau non-verbal, dimana melalui contoh atau ilustrasi tersebut menggugah siswa untuk berfikir.
c.         Mengahngatkan suasana diskusi dengan memunculkan pertanyaan yang memungkinkan terjadinya perbedaan pendapat diantara anggota sesama kelompok.
d.        Memberi waktu yang cukup bagi setiap anggota kelompok untuk berfikir dan menyampaikan buah fikirannya.
e.         Memberikan perhatian kepada setiap pembicara sehingga saling menghargai dan dengan demikian dapat lebih mendorong siswa untuk berpartisipasi memberikan sumbang pemikiran nelalui forum diskusi yang dilakukan.

5.        Menyebarkan kesempatan berpartisipasi
Proses dan hasil diskusi harus mencerminkan dari hasil kerja kolektif antar sesama peserta diskusi. Oleh karena itu setiap anggota diskusi harus memiliki kesempatan yang sama untuk menyampaikan ide, pendapat, atau memberikan komentar. Kegiatan diskusi merupakan salah satu contoh penerapan demokrasi dalam pembelajaran, karenanya pimpinan diskusi atau guru harus mampu mengendalikan kegiatan diskusi agar pembicara tidak didominasi oleh sekelompok atau orang-orang tertentu saja.
Apabila pembicaraan dalam diskusi hanya dimonopoli oleh peserta tentu saja, maka proses diskusi tidak akan berjalan secara efektif dan efisien. Demikian juga kesimpulan dari diskusi tersebut tidak mencerminkan hasil diskusi yang baik, melainkan kesimpulan dari sekelompok orang tertentu saja. Oleh karena itu untuk mendorong partisipasi secara aktif dari setiap anggota kelompok, dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut:
a.         Memberi stimulus yang ditujukan kepada siswa tertentu yang belum berkesempatan menyampaikan pendapatnya, sehingga siswa tersebut terdorong untuk mengeluarkan buah fikirannya.
b.        Mencegah monopoli pembicaraan hanya kepada orang-orang tertentu saja, dengan cara terlebih dahulu memberi kesempatan kepada siswa yang dianggap pendiam untuk berbicara.
c.         Mendorong siswa untuk merespon pembicaraan dari temannya yang lain, sehingga terjadi komunikasi interaksi antar semua pserta diskusi.
d.        Menghindari respon siswa yang secara serentak, agar setiap siswa secara individu dapat mengemukakan pikirannya secara bebas berdasarkan pemahaman yang dimilikinya.

6.        Menutup diskusi
Kegiatan terakhir dari pelaksanaan diskusi adalah ,menutup diskusi. Diskusi dikatakan efektif dan efisien apabila semua peserta diskusi berkesempatan mengemukakan ide atau pikirannya, sehingga setelah berakhirnya dikusi diperoleh kesimpulan sebagai hasil berpikir bersama. Adapun kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan oleh guru atau pimpinan diskusi dalam menutup diskusi antara lain adalah:
a.         Membuat rangkuman sebagai kesimpulan atau pokok-pokok pikiran yang dihasilkan dari kegiatan diskusi yang telah dilaksanakan.
b.        Menyampaikan beberapa catatan tindak lanjut dari kegiatan diskusi yang telah dilakukan, baik dalam bentuk aplikasi maupun  rencana diskusi pada pertemuan berikutnya.
c.         Melakukan penilaian terhadap proses maupun hasil diskusi yang telah dilakukan, seperti melalui kegiatan observasi, wawancara, skala sikap dan sebagainya. Penilaian ini berfungsi sebagai umpan balik untuk mengetahui dan memberi pemahaman kepada siswa terhadap peran dan partisipasinya dalam kegiatan diskusi tersebut. Hal ini penting untuk lebih meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran melalui diskusi yang akan dilakukan pada kegiatan berikutnya.

D.      Keunggulan Diskusi Kelompok Kecil
Beberapa keuntungan yang dapat diambil dari diskusi kelompok kecil :
1.        Kelompok menjadi kaya dengan ide dan informasi untuk mendapatkan hasil yang lebih baik
2.        Termotivasi oleh kehadiran teman
3.        Mengurangi sifat pemalu
4.        Anak merasa terikat untuk melaksanakan keputusan kelompok
5.        Meningkatkan pemahaman diri anak
6.        Melatih sisa untuk berfikir kritis
7.        Melatih siswa untuk mengemukakan pendapatnya
8.        Melatih dan mengembangkan jiwa social pada diri siswa

E.       Kelemahan Diskusi Kelompok Kecil
1.        Waktu belajar lebih panjang
2.        Dapat terjadi pemborosan waktu
3.        Anak yang pemalu dan pendiam menjadi kurang agresif
4.        Dominasi siswa tertentu dalam diskusi
5.        Tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran ketika siswa kurang siap mengikuti kegiatan pembelajaran
Semua kekurangan tersebut dapat ditekan dengan rencana yang matang dan keterampilan guru mengarahkan, memberi petunjuk yang jelas, memahami kesulitan siswa, dan membagi perhatian pada semua kelompok.
Diskusi kelompok bermanfaat ganda. Tidak hanya pengetahuan siswa yang bertambah. Diskusi kelompok kecil juga memupuk rasa kebersamaan dan berbagi sesama siswa. Untuk mendapatkan hasil maksimal di dalam diskusi kelompok kecil, ada hal-hal yang harus dihindari oleh guru dalam memimpin diskusi kelompok. Hal-hal yang harus dihindari tersebut adalah :
1.        Topik diskusi  yang tidak sesuai dengan minat siswa.
2.        Terlalu mendominasi diskusi dengan cara mengajukan pertanyaan atau memberikan jawaban yang terlalu banyak.
3.        Membiarkan siswa tertentu memonopoli diskusi kelompok.
4.        Membiarkan terjadinya pembicaraan yang menyimpang dari topik diskusi atau tidak relevan dengan apa yang sedang dibicarakan.
5.        Terlalu sering menginterfensi siswa dengan pertanyaan atau pernyataan yang sebetulnya tidak penting.
6.        Tidak memberi waktu yang cukup untuk menyelesaikan masalah dalam rangka mencapai tujuan diskusi.
7.        Tidak memperjelas atau tidak mendukung pendapat siswa.
8.        Gagal menutup diskusi dengan efektif.


BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Dalam membimbing diskusi kelompok kecil, guru dituntut untuk bisa mengatur jalannya diskusi sehingga metode diskusi tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran. Pada dasarnya, diskusi merupakan metode pembelajaran yang mengupayakan bagi semua siswa untuk proaktif dalam berfikir dan mengungkapkan pendapat. Untuk itu, pelaksanaan diskusi harus dilaksanakan dalam iklim terbuka yang memungkinkan semua anggota kelompok untuk berpartisipasi. Selain itu  guru sebagai pembimbing diskusi kelompok kecil, harus mempersiapkan jalannya diskusi kelompok tersebut dengan berbagai persiapan. Persiapan itu meliputi pemilihan topik diskusi yang menarik dan sesuai dengan indikator, perumusan masalah yang mengundang jawaban kompleks, memberi pengetahuan awal yang melatarbelakangi topik diskusi, serta  penetapan besar anggota kelompok dan penataan tempat duduk.

B.       SARAN
Untuk itu guru diharapkan menguasai komponen keterampilan dalam memimpin diskusi kelompok kecil. Komponen-koponen keterampilan itu antara lain adalah memusatkan perhatian agar diskusi tetap terarah pada tujuan ahir pembelajaran.  Memperjelas  masalah dan meningkatkan urunan, kemampuan menganalisis pendapat siswa, kemampuan meningkatan urunan siswa dan menyebarkan kesempatan berpartisipasi, menutup diskusi.



DAFTAR PUSTAKA
Susanto, Pudyo. 2006. Keterampilan Membimbing Diskusi. Dalam UPT Program Pengalaman Lapangan (Ed.), Pengajaran Mikro Berbasis Kompetensi Malang: Universitas Negeri Malang.
Sukiraman,D M.Pd. Drs. dan Drs. Mamad Kasmad, S.Pd. 2006. PEMBELAJARAN MIKRO Bandung:UPI PRESS

Sukarni. 2010. Keterampilan Membimbing Diskusi, (Online), (http://sukarnidhm.blogspot.com/2010/02/keterampilan-membimbing-diskusi.html, diakses 1 Maret 2013).

Mirat. 2009.Kemampuan memimpin Diskusi Kecil, (Online), (http://www.mirat.cc.cc/2009/08/kemampuan-memimpin-diskusi-kecil.html, diakses 1 Maret 2013).

Andri.2008. Teknik Memimpin Diskusi Kelompok, (Online), (http://putraindo.blogspot.com/2008/12/teknik-memimpin-diskusi-kelompok.html, diakses 1 Maret 2013).

Sumber: http://elinady.blogspot.com/